Jumat, 13 September 2013

Kau tahu aku mengalahkan berbagai prasangka ini untukmu?

Karena dengan menjalani hal yang tak bisa dikatakan mudah ini, benar-benar karena alasan kucinta kau. Bahkan aku berhasil keluar dari jeratan pemikiran yang bisa menghentikan langkahku kapan saja. Atas apa yang pernah kupikirkan dan kubayangkan, aku berhasil bertahan dan membalikkan keadaan. Terbesit pemikiranku bercengkrama akrab denganku:“Saat bagaimana kenyataan tak memperlakukanmu sesuai dengan usahamu, apa kau masih bisa meneruskan perjuanganmu? Perjuangan setelah perjuangan mengobati drii sendiri atas trauma terlalu mencintai, dengan desis masa lalu yang berhasil kau redam. Kalau toh masa lalu masih berdendang rindu dalam ingatanmu, menarik perhatianmu agar kau ingat akannya dan membaca tanda-tanda penyesalan itu, itupun berhasil kau anggap hanya sebagai pengingat bahwa kau harus lebih bahagia dari siapa kau sebelumnya.Tapi apa jadinya saat kenyataanmu saat ini masih membiarkanmu mencintai terlalu dalam? Benar kau siap dan telah berubah. Tapi bagaimana dengan kondisi hatimu? Apa sudah berhasil beranjak dari ingatan-ingatan itu?Menerima kenyataan bahwa kau jatuh cinta pada siapa yang tak memperjuangkanmu. Menghadapi kenyataan yang sama bahwa kau mengambil peran lebih untuk mencintai. Mendapati kenyataan bahwa kau berjuang bertahan sendiri lagi. Bagaimana jika pertama-tama kau maafkan kenyataan yang ada di hadapanmu yang tak sesuai dengan semua rencanamu terlebih dahulu? Baru cobalah melangkah lebih jauh lagi.Karena kau masih mendapati apa yang sederhana cukup membuatmu bahagia padahal sebenarnya kau inginkan lebih dan kau pantas mendapatkannya.Karena kau berhasil bahagia dengan menerima apapun yang kau dapatkan, seberapa banyakpun itu. Dan bahkan tak sama besar pun kau katakan seimbang dengan sinar mata yang mencoba meyakinkan siapapun yang menyalahkanmu atas hal ini.Karena masih sering kali kautak memikirkan kebahagiaanmu dan berkorban banyak tanpa kausadari.Karena sudut pandangmu bukanlah milik mereka, tapi mereka mengatakan apa yang mereka lihat. Setidaknya mereka mencoba untuk benar menebak apa yang tergambar di wajahmu. Terkadang, pikirkan juga mereka, jangan keras kepala berpikiran bahwa kau baik-baik saja.Membahas apa yang akan kau lukiskan setelah tanda tanya besar dalam pikiranmu, dan apa yang kau dapatkan darinya, tak bisa kau tebak meskipun sudah kau jabarkan perasaanmu dan seberapa besar kesungguhan yang kau punya.Apa kau harus berjuang sendiri? Apa harus kau sendiri yang bertahan? Apa dia mencoba untuk mengerti? Kau mengerti, tapi mau sampai kapan ia tak mau tahu?Hidup ini terlalu singkat untuk menyesali apa yang tak menyesalimu saat kau berpaling. Pikirkan lagi.”Tapi sampai saat ini aku masih bertahan karena aku yakin sesulit apapun keadaan dan prasangkaku memaksa, aku tak pernah membiarkan apa yang sudah kita perjuangkan sejauh ini menjadi sia-sia hanya karena emosi dan prasangka sesaat. Itupun karena aku yakin bahwa ini bukan maksudmu membuatku merasakan hal ini, ini hanya keadaan dan keegoisan perasaan sedih dan marah karena kecewa akan suatu hal yang seharusnya bisa kufikirkan lebih jernih lagi. Karena kenyataan tak akan mendahului masanya, dan prasangka tak akan jadi nyata jika tak diizinkan atau usaha kita merubahnya. Menyerah bukan opsi alternatif, dan menyalahkan keadaan tak akan memperbaiki apapun. Pikirkan lagi, keadaan ini mengujimu atau mempermainkanmu? Kau berhasil mengalahkan egomu atau egomu mempermainkanmu?Kekasihmu mengimbangimu atau membiarkanmu sendiri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar